Radikal bebas bahaya tersembunyi disekitar kita
Radikal
bebas
yang terjadi pada tubuh manusia. Saat tubuh menggunakan oksigen, sekitar 1-2
persen sel-sel akan menjadi rusak dan berubah menjadi radikal bebas. Radikal
bebas adalah sebutan untuk sel-sel rusak yang dapat menyebabkan kondisi negatif
tertentu. Disebut “bebas” karena sel-sel ini kehilangan molekul penting yang
membuat mereka dapat mendatangkan kerusakan jika bertemu dengan molekul lain.
Tidak hanya merusak sel lain, radikal bebas juga tidak jarang merusak DNA yang
menjadi benih tumbuhnya penyakit.
Satu
sel yang rusak dapat dengan cepat merusak sel lain. Saat DNA berubah, sel
tersebut bisa bermutasi dan berkembang secara tidak normal dengan cepat. Proses
inflamasi dan cedera juga dapat memproduksi radikal bebas.
Sumber
radikal bebas :
Polusi
udara
Polusi
yang paling dekat dengan manusia, polusi dari kendaraan bermotor, industri,
asap rokok, pendingin ruangan, dll. Merupakan sumber radikal bebas yang
berbahaya bagi tubuh manusia. Selain itu, proses alami respirasi dan fungsi
metabolisme yang buruk di dalam tubuh, juga menjadi penyebab internal
meningkatkan radikal bebas dalam tubuh.
Asap
rokok
Oksidan
dalam rokok mempunyai jumlah yang cukup untuk memainkan peranan yang besar
terjadinya kerusakan saluran napas. Diperkirakan bahwa setiap hisapan rokok
mempunyai bahan oksidan dalam jumlah yang sangat besar meliputi aldehida,
epoxida, peroxida, dan radikal bebas lain yang mungkin cukup berumur panjang
dan bertahan hingga menyebabkan kerusakan alveoli paru. Bahan lain seperti
nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal yang mengandung karbon ada dalam
fase gas. Juga mengandung radikal lain yang relatif stabil dalam fase tar.
Obat-obatan
Sering
mengkonsumsi obat-obatan. Beberapa macam obat dapat meningkatkan produksi
radikal bebas dalam bentuk peningkatan tekanan oksigen. Bahan-bahan tersebut
bereaksi bersama hiperoksia dapat mempercepat tingkat kerusakan. Termasuk
didalamnya antibiotika kelompok quinoid atau berikatan logam untuk aktivitasnya
(nitrofurantoin), obat kanker seperti bleomycin, anthracyclines (adriamycin),
dan methotrexate, yang memiliki aktifitas pro-oksidan. Selain itu, radikal juga
berasal dari fenilbutason, beberapa asam fenamat dan komponen aminosalisilat
dari sulfasalasin dapat menginaktifasi protease, dan penggunaan asam askorbat
dalam jumlah banyak mempercepat peroksidasi lemak.
Radiasi
UV
Matahari
juga menghasilkan radikal bebas. Matahari memancarkan sinar dengan radiasi
panjang gelombang dengan rentang yang sangat lebar, tetapi yang masuk ke bumi
dan mendapat perhatian khusus adalah sinar ultra violet yang memiliki energi
cukup besar yang dapat memicu bahkan menimbulkan radikal bebas dalam tubuh
terutama kulit.
Pestisida
Makanan
yang kita konsumsi mengandung pestisida. Pestisida kimia merupakan bahan
beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini disebabkan
pestisida bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat. Disamping
itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk pertanian dapat memicu
kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.
Olahraga
berlebihan
Olahraga sangat baik untuk kesehatan. Olahraga
berlebihan akan membuat tubuh membutuhkan suplai oksigen yang sangat banyak,
sehingga peningkatan ini akan memicu timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Jika
gaya olahraga semacam ini dilakukan dengan frekuensi yang sering, maka akan
terjadi penumpukan radikal bebas dalam tubuh. Peningkatan pembentukan radikal
bebas dalam aktivitas olahraga dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu oleh rusaknya jaringan otot akibat dari gerakan-gerakan yang
bersifat eksposif. Olah raga dengan intesitas tinggi dan durasi lama ternyata
juga terbukti dapat menimbulkankerusakan sel. Konversi radikal bebas lemah (superoxide)
menjadi radikal bebas yang lebih merusak (hydroxyl) oleh akumulasi asam
laktat otot serta dari peningkatan metabolisme energi yang meningkatan jumlah
molekul oksigen (O2) di dalam tubuh. Ketidakseimbangan antara jumlah radikal
bebas yang terbentuk di dalam tubuh dengan kapasitas kemampuan antioksidan
alami tubuh untuk ‘menjinakannya’ dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai
stres oksidatif (oxidative stress). Stres oksidatif yang dipicu oleh
peningkatan jumlah radikal bebas di dalam tubuh akibat dari peningkatan
metabolisme energi , kualitas udara yang buruk ataupun sebab lainnya dapat
menyebabkan kerusakan pada sel, jaringan dan organ tubuh.
Radiasi
Radioterapi
memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Radiasi elektromagnetik (sinar X, sinar gamma) dan radiasi partikel (partikel
elektron, photon, neutron, alfa, dan beta) menghasilkan radikal primer dengan
cara memindahkan energinya pada komponen seluler seperti air. Radikal primer
tersebut dapat mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau
bersama cairan seluler.
Oksidasi
enzimatik
Beberapa
jenis sistem enzim mampu menghasilkan radikal bebas dalam jumlah yang cukup
bermakna, meliputi xanthine oxidase (activated in ischemia-reperfusion),
prostaglandin synthase, lipoxygenase, aldehyde oxidase, dan amino acid oxidase.
Enzim myeloperoxidase hasil aktivasi netrofil, memanfaatkan hidrogen peroksida
untuk oksidasi ion klorida menjadi suatu oksidan yang kuat asam hipoklor.
Autoksidasi
Autoksidasi
merupakan produk dari proses metabolisme aerobik. Molekul yang mengalami
autoksidasi berasal dari katekolamin, hemoglobin, mioglobin, sitokrom C yang
tereduksi, dan thiol. Autoksidasi dari molekul diatas menghasilkan reduksi dari
oksigen diradikal dan pembentukan kelompok reaktif oksigen. Superoksida
merupakan bentukan awal radikal. Ion ferrous (Fe II) juga dapat kehilangan
elektronnya melalui oksigen untuk membuat superoksida dan Fe III melalui proses
autoksidasi.
Respiratory
burst
Sel
fagositik menggunakan oksigen dalam jumlah yang besar selama fagositosis. Lebih
kurang 70-90 persen penggunaan oksigen tersebut dapat diperhitungkan dalam
produksi superoksida. Fagositik sel tersebut memiliki sistem membran bound
flavoprotein cytochrome-b-245 NADPH oxidase. Enzim membran sel seperti
NADPH-oxidase keluar dalam bentuk inaktif. Paparan terhadap bakteri yang
diselimuti imunoglobulin, kompleks imun, komplemen 5a, atau leukotrien dapat
mengaktifkan enzim NADPH-oxidase. Aktifasi tersebut mengawali respiratory burst
pada membran sel untuk memproduksi superoksida. Kemudian H2O2 dibentuk dari
superoksida dengan cara dismutasi bersama generasi berikutnya dari OH dan HOCl
oleh bakteri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar